Festival Gunung Slamet (FGS) adalah sebuah perayaan budaya dan alam yang digelar setiap tahun di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Festival ini tidak hanya menampilkan seni dan tradisi lokal, tetapi juga mengusung misi pelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah.
Sejarah Singkat Festival Gunung Slamet
Festival ini pertama kali digelar pada tahun 2015, sebagai inisiatif masyarakat lokal dan pemerintah daerah Purbalingga. Tujuan awalnya adalah untuk:
- Melestarikan tradisi dan budaya masyarakat lereng Gunung Slamet.
- Menarik kunjungan wisatawan ke Desa Serang.
- Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya alam, khususnya mata air dan hutan.
Dalam perkembangannya, Festival Gunung Slamet menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta masuk dalam kalender event pariwisata unggulan Jawa Tengah.
Filosofi dan Budaya yang Diangkat:
Festival ini mengangkat kearifan lokal masyarakat adat yang selama ini hidup selaras dengan alam. Salah satu nilai utamanya adalah kesadaran spiritual bahwa Gunung Slamet adalah sumber kehidupan, tempat air mengalir, dan tanah tumbuh subur.
Beberapa unsur budaya yang ditonjolkan:
1. Pengambilan Air dari Tuk Sikopyah
Sebuah ritual sakral di mana warga mengambil air dari mata air Tuk Sikopyah menggunakan bambu lodong. Air ini kemudian digunakan untuk berbagai kegiatan simbolis sebagai bentuk syukur dan permohonan berkah.
2. Kirab Budaya dan Gunungan Hasil Bumi
Masyarakat desa membawa gunungan yang berisi sayur, buah, dan hasil panen sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Kirab ini diiringi dengan kesenian tradisional seperti ebeg (kuda lumping) dan rebana.
3. Upacara Ruwatan Bumi dan Penanaman Pohon
Ruwatan adalah ritual pembersihan diri dan alam, sementara penanaman pohon menjadi bentuk nyata pelestarian lingkungan sekitar Gunung Slamet.
4. Pertunjukan Seni dan Musik Tradisional
Terdapat pementasan wayang kulit, tarian tradisional, musik akustik lokal seperti Kabut Lembut, dan permainan rakyat untuk melibatkan generasi muda.
Makna Budaya Festival Ini
- Mempererat hubungan masyarakat dengan alam.
- Menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan relevan.
- Memberikan ruang bagi seniman lokal untuk tampil dan berkembang.
- Mendorong partisipasi warga desa secara aktif dalam pariwisata berkelanjutan.
Kesimpulan:
Festival Gunung Slamet adalah perayaan spiritual, budaya, dan ekologi yang berpadu dalam harmoni. Lewat festival ini, masyarakat tidak hanya mempertontonkan warisan budayanya, tetapi juga memperlihatkan bagaimana nilai-nilai leluhur tentang kesederhanaan, rasa syukur, dan cinta terhadap alam tetap dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.