Di era modern yang serba digital, penggunaan kertas tetap menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah kamu bahwa kertas tidak hanya dibuat dari serat pohon secara umum, tetapi juga bisa dibuat dari kulit kayu? Metode ini sudah dikenal sejak zaman dahulu dan kini mulai dikembangkan kembali sebagai bagian dari solusi ramah lingkungan dan pelestarian budaya lokal. Kertas dari kulit kayu tidak hanya memiliki nilai fungsional, tetapi juga nilai sejarah dan estetika. Di beberapa daerah di Indonesia dan negara lain, kertas dari kulit kayu digunakan untuk penulisan naskah kuno, kerajinan tangan, hingga bahan seni lukis.
Apa Itu Kertas Kulit Kayu?
Kertas kulit kayu adalah lembaran tipis seperti kertas yang dibuat dari lapisan kulit bagian dalam pohon tertentu, seperti:
- Pohon saeh (Broussonetia papyrifera)
- Pohon mulberry
- Pohon daluang (di Jawa Barat)
- Pohon pohon fig atau beringin di wilayah Papua dan daerah Oceania
Sejarah Kertas Kulit Kayu di Nusantara:
Di Nusantara, kertas dari kulit kayu sudah dikenal sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha. Salah satu jenis kertas kulit kayu yang terkenal adalah daluang, yang biasa digunakan untuk menulis naskah kuno Islam di pesantren dan kesultanan. Sebelum kedatangan kertas dari Eropa, para penulis, pujangga, dan santri menuliskan teks-teks keagamaan, ilmu pengetahuan, dan sastra di atas kertas kulit kayu ini.
Proses Pembuatan Kertas dari Kulit Kayu
Pembuatan kertas kulit kayu dilakukan secara manual dan membutuhkan ketelitian serta kesabaran. Berikut proses umum pembuatannya:
1. Pemilihan Kayu
- Kayu yang digunakan harus berasal dari pohon yang memiliki serat lembut dan kuat.
- Pohon yang dipilih biasanya berumur muda agar kulit dalamnya masih lentur.
2. Pengulitan
- Kulit kayu dikupas, kemudian dipisahkan antara kulit luar dan kulit bagian dalam (kambium).
- Hanya lapisan dalam yang digunakan untuk pembuatan kertas.
3. Perendaman
- Kulit dalam direndam dalam air selama beberapa hari untuk melunakkan serat.
- Kadang-kadang direndam dengan abu atau kapur untuk membantu pengelupasan serat.
4. Pemukulan dan Perataan
- Kulit yang sudah lunak dipukul-pukul menggunakan alat khusus (biasanya palu kayu atau batu) hingga pipih dan melebar.
- Proses ini juga berfungsi untuk menyatukan serat menjadi satu lembaran utuh seperti kertas.
5. Pengeringan
- Setelah dipipihkan, lembaran kulit kayu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.
- Hasilnya adalah lembaran seperti kertas, berwarna coklat muda atau krem alami.
6. Penghalusan (Opsional)
- Untuk kebutuhan menulis atau mencetak, permukaan kertas bisa dihaluskan menggunakan batu atau digosok dengan daun tertentu.
- Bisa juga dilapisi tipis-tipis dengan tepung beras agar tinta tidak menyerap terlalu dalam.
Penggunaan Kertas Kulit Kayu
Beberapa penggunaan utama kertas dari kulit kayu antara lain:
- Penulisan naskah kuno (keagamaan, kesusastraan, ilmu pengetahuan)
- Media lukis tradisional dan seni kontemporer
- Bahan kerajinan tangan seperti lampion, kartu ucapan, atau dekorasi
- Bahan ajar atau koleksi museum dan pustaka naskah kuno
- Media tekstil (cloth paper) di beberapa budaya seperti di Papua atau wilayah Pasifik
Kertas Kulit Kayu dalam Perspektif Global:
Menariknya, pembuatan kertas dari kulit kayu juga ditemukan di berbagai belahan dunia. Di Jepang, ada washi paper yang berasal dari kulit pohon mulberry. Di wilayah Pasifik seperti Fiji dan Tonga, kain tapa digunakan untuk upacara adat dan pakaian tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa kulit kayu adalah bahan alami yang memiliki potensi besar di banyak budaya.
Kesimpulan:
Pembuatan kertas dari kulit kayu adalah proses kuno yang sarat akan nilai budaya, seni, dan kelestarian lingkungan. Di tengah tantangan modernisasi dan digitalisasi, metode ini tetap relevan sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal dan alternatif ramah lingkungan. Meski tidak cocok untuk produksi massal, kertas kulit kayu memiliki keunikan dan nilai estetika yang tinggi, menjadikannya pilihan berharga untuk keperluan seni, sejarah, dan edukasi. Dengan mengenal dan mendukung pengrajin serta pelestari kertas kulit kayu, kita turut menjaga warisan budaya yang hampir punah. Siapa sangka, dari kulit kayu sederhana, bisa lahir karya-karya yang luar biasa.