Mengenal Istilah FOMO dan Cara Mengatasinya

Mengenal Istilah FOMO dan Cara Mengatasinya

Di era digital dan media sosial seperti sekarang, kita kerap merasa tertinggal saat melihat orang lain mengunggah pencapaian, liburan, atau aktivitas menarik di dunia maya. Perasaan itu dikenal dengan istilah FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, atau takut tertinggal.
FOMO adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang merasa cemas, tidak nyaman, atau kurang puas karena merasa orang lain menikmati hidup atau mendapatkan hal-hal yang tidak mereka miliki. Istilah ini semakin relevan di zaman sekarang karena media sosial sering menjadi “etalase kehidupan” yang memicu perbandingan sosial.

Apa Itu FOMO?
FOMO bukan sekadar rasa iri biasa. Ini adalah perasaan kecemasan sosial yang muncul ketika seseorang merasa tertinggal dalam hal pengalaman, informasi, atau tren terbaru. Misalnya, ketika teman-teman Anda pergi ke konser atau traveling bersama dan Anda hanya melihatnya lewat Instagram, muncul rasa sedih, iri, bahkan rendah diri.
FOMO juga bisa terjadi dalam konteks karier dan kehidupan pribadi seperti saat melihat orang lain lebih cepat menikah, punya pekerjaan bergaji tinggi, atau berhasil membangun bisnis. Akibatnya, banyak orang terdorong membuat keputusan impulsif hanya demi terlihat "ikut-ikut" dan tidak ketinggalan zaman.

Dampak Negatif FOMO
Jika tidak dikendalikan, FOMO dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan pengambilan keputusan. Beberapa dampaknya antara lain:
- Kecemasan berlebihan
- Penurunan kepercayaan diri
- Ketidakpuasan terhadap hidup sendiri
- Pengeluaran tidak terkontrol
- Kehilangan fokus dan produktivitas
Dalam jangka panjang, FOMO dapat menimbulkan stres kronis dan membuat seseorang merasa hidupnya tidak cukup baik, meskipun sebenarnya tidak demikian.

Cara Mengatasi FOMO
Untungnya, FOMO bukan kondisi permanen. Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasinya:
1. Sadari Bahwa Media Sosial Bukan Cerminan Penuh Kehidupan Nyata
Orang cenderung hanya menampilkan sisi terbaik dari hidupnya di media sosial. Jarang yang menunjukkan kesulitan, kegagalan, atau perjuangan sehari-hari. Ingatlah bahwa apa yang Anda lihat hanyalah potongan kecil dari kenyataan, bukan keseluruhan hidup seseorang.

2. Latih Rasa Syukur
Salah satu cara paling efektif melawan FOMO adalah dengan bersyukur atas apa yang dimiliki. Fokus pada pencapaian, kesehatan, hubungan, dan hal-hal kecil yang membawa kebahagiaan akan membantu Anda merasa lebih cukup dan tidak selalu merasa tertinggal.

3. Kurangi Waktu Bermedia Sosial
Membatasi waktu penggunaan media sosial dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi pemicu FOMO. Cobalah melakukan detoks digital secara berkala, misalnya dengan tidak membuka media sosial selama satu hari penuh atau mengatur waktu layar harian.

4. Tetapkan Tujuan dan Prioritas Pribadi
Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada tujuan hidup Anda sendiri. Buat rencana yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan Anda. Setiap orang punya jalur dan waktunya masing-masing, jadi tidak perlu berlomba-lomba mengikuti orang lain.

Kesimpulan:
FOMO adalah perasaan umum yang dialami banyak orang, terutama di era digital ini. Namun, jika tidak dikelola, bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan kebahagiaan pribadi. Dengan menyadari pemicunya, melatih rasa syukur, serta membatasi paparan media sosial, kita bisa mengurangi efek FOMO dan hidup dengan lebih tenang dan fokus.

20 September 2025 | Informasi

Related Post

Copyright 2023 - BS Golds