Latar Belakang dan Awal Kehidupan Suharto, lahir pada 8 Juni 1921 di desa Kemusuk, Jawa Tengah, adalah Presiden Indonesia kedua yang menjabat dari tahun 1967 hingga 1998. Sebelum menjadi presiden, Suharto adalah seorang perwira militer yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Masa Pemerintahan Suharto naik ke tampuk kekuasaan setelah terjadinya Gerakan 30 September yang mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan Sukarno. Dalam situasi politik yang kacau, Suharto memimpin pembersihan terhadap anggota Gerakan 30 September dan kelompok-kelompok yang terkait dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Tindakan ini menyebabkan kejatuhan PKI dan memperkuat posisi Suharto.
Pembangunan Ekonomi Salah satu pencapaian terbesar Suharto adalah keberhasilannya dalam pembangunan ekonomi. Melalui program-program seperti "Pembangunan Lima Tahun" dan "Pembangunan Jangka Panjang", ekonomi Indonesia tumbuh pesat, dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan penurunan tingkat kemiskinan yang signifikan. Namun, kebijakan ekonominya juga menuai kritik karena dianggap memberikan keuntungan besar bagi kelompok bisnis yang terkait dengan keluarga Suharto.
Kontroversi dan Kritik Selama masa pemerintahannya, Suharto juga dikenal karena pemerintahan otoriter dan diktator. Pemerintahannya dituduh melakukan pelanggaran HAM dan represi politik terhadap oposisi. Selain itu, korupsi yang meluas dan nepotisme juga menjadi masalah serius selama pemerintahannya.
Pengunduran Diri dan Akhir Kepemimpinan Pada tahun 1998, di tengah tekanan dan protes rakyat yang meningkat akibat krisis ekonomi yang parah, Suharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia. Pengunduran dirinya menandai akhir dari era Orde Baru dan awal dari periode transisi menuju demokrasi yang lebih besar di Indonesia.
Kehidupan Pribadi dan Warisan Setelah pensiun dari dunia politik, Suharto menjalani masa tuanya dengan relatif tenang. Namun, ia juga dihadapkan pada kontroversi terkait dengan dugaan korupsi selama pemerintahannya. Suharto meninggal pada 27 Januari 2008, meninggalkan warisan yang kompleks dan kontroversial dalam sejarah Indonesia modern. Meskipun banyak yang mengkritiknya, beberapa juga mengakui bahwa pembangunan ekonomi yang dicapainya telah memberikan manfaat besar bagi negara dalam jangka panjang.