Bika Ambon adalah salah satu kue tradisional Indonesia yang memiliki tempat istimewa di hati para pecinta kuliner nusantara. Berasal dari Kota Medan, Sumatera Utara, Bika Ambon dikenal karena teksturnya yang unik, rasa manis yang pas, serta aroma harum yang menggoda selera. Meski namanya mengandung kata "Ambon", kue ini justru tidak berasal dari kota Ambon di Maluku, melainkan memiliki kisah tersendiri dalam sejarah penamaannya. Hal pertama yang membuat Bika Ambon begitu istimewa adalah teksturnya. Tidak seperti kue biasa yang cenderung padat atau lembut, Bika Ambon memiliki tekstur berongga dan berserat seperti sarang lebah. Tekstur ini muncul karena proses fermentasi adonan menggunakan ragi, yang menghasilkan rongga-rongga kecil di dalam kue. Ketika digigit, sensasi kenyal dan berserat ini memberikan pengalaman tersendiri yang membedakan Bika Ambon dari kue lainnya.
Dari segi rasa, Bika Ambon menawarkan perpaduan antara manis, gurih, dan sedikit aroma asam dari fermentasi. Kue ini biasanya dibuat dari campuran bahan-bahan seperti tepung tapioka, santan, telur, gula, dan air nira atau air kelapa yang telah difermentasi. Dalam beberapa variasi modern, tambahan seperti daun pandan, kunyit, atau air jeruk purut digunakan untuk menambah aroma dan warna alami. Kuning keemasan dari kue ini biasanya berasal dari kunyit, yang bukan hanya memberi warna cerah tetapi juga sentuhan aroma yang khas.
Salah satu daya tarik utama dari Bika Ambon adalah aromanya yang harum dan menggoda. Ketika kue ini baru saja keluar dari oven atau kukusan, aromanya bisa langsung menggoda siapa saja yang ada di sekitarnya. Wangi santan berpadu dengan aroma telur, gula, dan daun pandan menciptakan bau yang mengundang selera. Bahkan sebelum mencicipinya, aromanya sudah mampu membuat orang penasaran dan tergoda untuk mencobanya.
Selain tekstur dan rasa, Bika Ambon juga terkenal akan daya tahannya. Tidak seperti banyak kue basah tradisional yang hanya tahan satu hingga dua hari, Bika Ambon dapat bertahan hingga empat hari di suhu ruangan tanpa bahan pengawet, bahkan lebih lama jika disimpan di kulkas. Hal ini menjadikan Bika Ambon pilihan favorit sebagai oleh-oleh khas Medan, yang mudah dibawa dan dinikmati dalam perjalanan atau dibagikan kepada kerabat di tempat lain.
Menikmati Bika Ambon juga merupakan sebuah pengalaman yang lebih dari sekadar makan kue. Kelembutan dan kekayaan rasa dari setiap potongan membawa kenangan masa kecil bagi banyak orang Indonesia. Di banyak keluarga, Bika Ambon sering disajikan saat momen istimewa seperti Lebaran, Natal, Imlek, atau arisan keluarga. Karena itu, kue ini bukan hanya makanan, tapi juga bagian dari budaya dan tradisi. Dalam beberapa dekade terakhir, variasi Bika Ambon mulai bermunculan, menyesuaikan diri dengan tren dan selera masyarakat modern. Kini, kita bisa menemukan Bika Ambon dengan rasa durian, keju, cokelat, pandan, hingga mocca. Namun, versi klasik dengan rasa pandan dan warna kuning keemasan tetap menjadi primadona. Keaslian dan kesederhanaannya membuat versi klasik ini tak lekang oleh waktu.
Yang membuat Bika Ambon semakin menarik adalah proses pembuatannya yang memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Adonan perlu didiamkan selama beberapa jam agar fermentasi sempurna, dan proses pemanggangan atau pengukusannya juga harus diawasi ketat agar hasilnya tidak terlalu kering atau gosong. Banyak pengrajin kue Bika Ambon yang menganggap pembuatan kue ini sebagai seni, bukan sekadar memasak. Mereka menjaga resep warisan keluarga turun-temurun, menjadikan setiap loyang Bika Ambon sebagai hasil karya yang penuh dedikasi.
Secara keseluruhan, kelezatan Bika Ambon bukan hanya terletak pada rasa dan aromanya saja, tetapi juga pada cerita dan makna di baliknya. Ini adalah kue yang menyatukan generasi, memperkaya tradisi kuliner Indonesia, dan menghadirkan kebahagiaan dalam setiap gigitan. Tak heran jika Bika Ambon tetap bertahan dan dicintai, bahkan di tengah gempuran makanan modern dan internasional. Bagi siapa pun yang belum pernah mencoba, mencicipi Bika Ambon adalah sebuah pengalaman yang patut dinikmati. Dan bagi mereka yang sudah mengenalnya, kue ini selalu menjadi pengingat hangat akan rumah, keluarga, dan kekayaan cita rasa Indonesia yang tiada duanya